Literasi itu datang dari hati. Hati yang lembut dan bijak menyikapi persoalan dunia diawali dengan membaca. Ketika seseorang gemar membaca, maka hatinya akan bergetar dan mengirimkan sinyal-sinyal kebaikan kepada organ tubuh lainnya. Hasilnya, orang yang suka membaca, jauh lebih tenang dibanding dengan orang yang tidak suka membaca. Begitulah pesan yang ayahku berikan ketika penulis berumur 6 tahun. Membaca menjadi kegiatan rutinku bersama ayahku yang dilakukan setiap sore di teras rumah. Sambil membaca, ayahku selalu membedah buku atau majalah yang sudah aku baca, sambil mengambil hikmah dan pelajaran dari cerita yang telah kubaca. Hal itu pulalah yang kuajarkan kepada peserta didikku agar mereka tahu betapa pentingnya membaca bagi kehidupan mereka.
Membaca merupakan keterampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan yang dapat dikembangkan, dibina dan dipupuk melalui kegiatan belajar mengajar. Lingkungan pendidikan merupakan basis yang sangat strategis untuk mengembangkan kebiasaan membaca, kegiatan membaca sudah semestinya merupakan aktivitas rutin sehari-hari bagi masyarakat ilmiah dan pendidikan untuk memperoleh pengetahuan atau informasi. Berikut video pentingnya kegiatan membaca aktif dari TOP TEACHERS OF THE WORLD 2017.
Membaca merupakan keterampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan yang dapat dikembangkan, dibina dan dipupuk melalui kegiatan belajar mengajar. Lingkungan pendidikan merupakan basis yang sangat strategis untuk mengembangkan kebiasaan membaca, kegiatan membaca sudah semestinya merupakan aktivitas rutin sehari-hari bagi masyarakat ilmiah dan pendidikan untuk memperoleh pengetahuan atau informasi. Berikut video pentingnya kegiatan membaca aktif dari TOP TEACHERS OF THE WORLD 2017.
Dalam
dunia pendidikan, baik lokal, nasional dan internasional, membaca mempunyai fungsi sosial untuk memperoleh kualifikasi
tertentu sehingga seseorang dapat mencapai prestasi (reading achievement),
seseorang peserta didik agar memperoleh kelulusan dengan baik, harus
mempelajari atau membaca sejumlah bahan bacaan yang direkomendasikan oleh
pendidik, begitu sebaliknya seorang pendidik untuk meraih kualifikasi tertentu
dalam mengajar atau menulis ilmiah juga harus didukung dengan kegiatan membaca
berbagai sumber dan referensi untuk selalu memperbaharui pengetahuannya secara
kontinyu, sesuai dengan perkembangan alam dan kodrat zaman. Kebiasaan membaca aktif merupakan
sesuatu yang penting dan fundamental yang harus dikembangkan sejak dini
dalam rangka untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan, baik
pendidikan dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi.
Masalah
minat baca di Indonesia telah banyak dibahas melalui tulisan, seminar, workshop
dan berbagai media. Namun masalah ini masih sangat menarik untuk kita pelajari
bersama. Mengapa? Kenyataan di lapangan, walaupun telah banyak kalangan
mengupas, bahkan Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai cara, yang salah
satunya pada tanggal 17 Mei telah dicanangkan sebagai hari Buku Nasional. Namun
hal tersebut sepertinya tidak membuahkan hasil. Padahal kalau kita cermati
sejenak penerbitan koran dan majalah, dalam sepuluh tahun terakhir ini
jumlahnya telah meningkat, akan tetapi hal ini tidak diikuti oleh penerbitan
buku, sehingga belum ada hasil yang signifikan terhadap perkembangan minat baca
masyarakat di Indonesia.
Yang
menjadi pertanyaan kita, mengapa minat baca di Indonesia dikatakan masih
rendah. Sebenarnya kalau kita simak ternyata ada beberapa faktor yang
menyebabkan rendahnya minat baca di Indonesia antara lain :
- Kurikulum pendidikan dan sistem pembelajaran di Indonesia belum mendukung kepada peserta didik, semestinya kurikulum atau sistem pembelajaran yang ada mengharuskan membaca buku lebih banyak lebih baik atau mencari informasi lebih dari apa yang diajarkan
- Masih terlalu banyaknya jenis hiburan, permainan game dan tanyangan TV yang tidak mendidik, bahkan kebanyakan acara-acara yang ditanyangkan lebih banyak yang mengalihkan perhatian untuk membaca buku kepada hal-hal yang bersifat negatif.
- Kebiasaan masyarakat terdahulu yang turun temurun dan sudah mendarah daging, masyarakat sudah terbiasa dengan cara mendongeng, bercerita yang sampai saat sekarang masih berkembang di masyarakat Indonesia.
- Rendahnya produksi buku-buku yang berkualitas di Indonesia, dan masih adanya kesenjangan penyebaran buku di perkotaan dan pedesaan, yang mengakibatkan terbatasnya sarana bahan bacaan dan kurang meratanya bahan bacaan ke pelosok tanah air.
- Rendahnya dukungan dari lingkungan keluarga, yang keseharianya hanya disibukkan oleh kegiatan-kegiatan keluarga yang tidak menyentuh aspek-aspek untuk menumbuhkan budaya positif baik di keluarga, sekolah dan masyarakat.
- Minimnya sarana untuk memperoleh bahan bacaan, seperti perpustakaan, taman bacaan. Bahkan hal ini masih dianggap merupakan sesuatu yang aneh dan langka dalam masyarakat. Pengembangan minat baca pada masyarakat merupakan tugas berat, karena tugas pengembangan minat baca ini diperlukan campur tangan dari berbagai pihak ( pendidik, keluarga, lingkungan dan pemerintah) serta harus didukung adanya sarana prasarana yang memadai.
- Tugas pendidik dan keluarga harus ada hubungan yang demokratis dalam mendidik keluarga, dengan membiasakan diri membaca dan mendiskusikan isinya, serta mengurangi frekuensi menonton TV, pendidik memfasilitasi kebutuhan bahan bacaan yang direkomendasikan di perpustakaan.. Lingkungan atau Masyarakat juga harus dikondisikan dengan membuat sejenis peraturan lingkungan yang terkait dengan program penentuan waktu belajar, sehingga masyarakat akan mengikuti ketentuan yang telah diterapkan di lingkungan masyarakat tersebut. Kemudian
- Tugas Pemerintah memfasilitasi sarana dan prasarana seperti perpustakaan, taman baca, dan pusat-pusat informasi lainnya serta memberikan subsidi buku-buku bacaan sampai ke pelosok tanah air, agar masyarakat luas dapat memperoleh fasilitas sumber informasi dengan cepat dan mudah.